Kamis, 27 Januari 2011

TAMAN LALU LINTAS HIBURAN HEMAT


Hari sebenarnya masih pagi ketika kami melangkah masuk ke gerbang Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, Jl. Belitung no 1, Bandung, Minggu (30) kemarin. Meski begitu, ternyata wahana bermain tersebut sudah ramai dengan suara riang para bocah yang seakan memecah kesunyian. Lalu lalang para pengunjung dan pedagang mainan anak-anak terlihat di berbagai sudut salah satu tempat rekreasi anak tertua di kota Bandung itu.
“Berkeliling Taman Lalu Lintas menggunakan KA mini (indrakh)”
Jika dipikir, entah kapan saya terakhir kali menjejakkan kaki ke taman yang di jaman kolonial dikenal dengan nama Insulindepark ini. Mungkin pada tahun 80-an, waktu masih Sekolah Dasar. Kini, baru sekitar dua dekade kemudian saya masuk ke tempat ini lagi. Namun kali ini bukan sebagai anak-anak, melainkan mengantar anak sendiri. Kalau begitu pengunjung Taman Lalu Lintas berarti sudah beberapa generasi.
Taman yang dulunya berupa rawa-rawa itu mulai diresmikan menjadi sarana pendidikan informal untuk menanamkan etika berlalu lintas bagi para bocah pada tanggal 1 Maret 1958. Pemberian nama “Ade Irma Suryani” dimaksudkan untuk mengenang putri Alm. Jend AH Nasution yang meninggal tertembak pada peristiwa G30S/PKI.
Letak Taman Lalu Lintas termasuk strategis, dan berada di pusat kota. Lokasinya tak jauh dari Bandung Indah Plaza, Jl. Merdeka dan kawasan Factory Outlet , Jl. LLRE Martadinata (Riau). Rute angkutan kota yang melewati Taman Lalu Lintas, diantaranya: Abdul Muis – Dago, Abdul Muis – Ledeng, atau Antapani – Ciroyom.
Harga tiket masuk ke wahana rekreasi ini juga masih terbilang murah. Pada hari biasa Rp. 4000, – / orang, sedangkan pada hari libur adalah Rp. 5000, – / orang. Hanya saja harga tersebut tidak termasuk tiket untuk menikmati berbagai permainan yang ada di dalamnya. Jika putra putri Anda ingin menaiki sebuah permainan atau masuk ke sebuah wahana harus membayar lagi. Harganya bervariasi, namun rata-rata sekitar Rp. 3000, – / orang.
Konsep Taman Lalu Lintas didesain sebagai miniatur jalan raya lengkap dengan berbagai rambu lalu lintas. Tujuannya untuk mengenalkan anak-anak terhadap pengetahuan berlalu lintas. Taman yang pada era 1915 – 1920 masih berupa lapangan tempat latihan militer ini juga dilengkapi stasiun kereta mini, termasuk pintu lintasan. Anak-anak maupun orang tua juga bisa berkeliling Taman lalu Lintas menggunakan alat transportasi tersebut.
“Mengenalkan anak kepada lalu lintas jalan raya berikut rambu-rambunya (indrakh)”
Untuk mengajarkan anak berkendaraan dan berlalu lintas di jalan raya, Taman Lalu Lintas menyediakan sepeda sewaan dan mobil-mobilan. Trek yang dilalui didesain menarik. Ada jalan menanjak, menurun, tikungan bahkan terowongan.
“Kolam renang khusus bocah di Taman Lalu Lintas (indrakh)”
Tempat permainan bocah lainnya yang ada di tempat ini adalah jungkat-jungkit, ayunan, korsel, kiddie rider, kolam pancingan, kolam renang, dan masih banyak lagi. Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani juga memiliki sekolah taman kanak-kanak. Singkatnya berkunjung ke Taman Lalu Lintas Bandung, Anda ibarat masuk ke surga mainan anak-anak.
Semoga saja wahana rekreasi anak legendaris ini tetap dipertahankan seterusnya, dan tidak menjadi korban alih fungsi menjadi Mal, pusat perbelanjaan, atau perkantoran. Bahkan mungkin setiap daerah harus memiliki tempat semacam ini. Selain berfungsi sebagai sarana rekreasi anak, tempat semacam ini sekaligus bisa menjadi sarana pendidikan dan memfasilitasi rasa keingintahuan para bocah.
Pernah berkunjung ke tempat semacam ini, atau punya kisah menarik tentang Taman Lalu Lintas, silahkan berbagi cerita.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez